Menilik Sejarah Brunei Darussalam, Negara Islam Tanpa Alkohol dan Rokok



Menilik Sejarah Brunei Darussalam, Negara Islam Tanpa Alkohol dan Rokok


Brunei Darussalam atau Rumah Perdamaian adalah sebuah negara islam kecil dan independen dengan satu-satunya pemerintahan kesultanan di Asia Tenggara. 



Semenjak memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1984, kesultanan Brunei telah berhasil mengukuhkan kekuasaannya dan sekarang telah memiliki kontrol yang tidak tersaingi atas negara. 


Dalam laman resmi kyotoreview.org dijelaskan, kesultanan Brunei telah berhasil mensentralisasikan kekuatan di kantor sultan, telah berhasil memanfaatkan landasan tradisional dan religius untuk melegitimasi kesultanan dan telah berhasil menunjukkan bahwa kesultanan adalah sebuah pemerintahan yang stabil. 


Selain itu, kesultanan Brunei telah berhasil menghindari tuntutan reformasi politik dengan cara penggunaan efektif hasil keuntungan hidrokarbon melalui pengadaan program kesejahteraan yang berlimpah dan ekstensif.  


"Sebagai sebuah institusi politik neo-tradisional, kesultanan Brunei telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptsi dan berkembang di dalam lingkungan global yang dinamis," sebagaimana dilansir FIXINDONESIA.COM dari laman tersebut pada Rabu 14 April 2021. 

Sebagai sebuah negara neo-tradisional, Brunei telah menunjukkan bahwa ia mampu untuk mengatasi kebutuhan modern dari warganya sekaligus menyediakan keamanan dan stabilitas. 


Akan tetapi, pada abad ke-21, saat Brunei menjadi matang sebagai suatu negara, hambatan-hambatan dan rintangan-rintangan dalam mengatur suatu negara modern menjadi nyata. 


"Sang sultan (Hassanal Bolkiah) menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan negara untuk menyediakan layanan sosial dan kebutuhan publik senantiasa berada dalam tekanan seiring kenaikan harga barang-barang," jelasnya. 


Sampai pada saat ini, Brunei masih bergantung pada minyak dan gas sebagai sumber pemasukan negara dan upaya untuk meragamkan ekonomi belum memberikan hasil yang diharapkan. Negara juga sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan produksi minyak dan gas Diketahui, negara Islam ini juga dikenal sebagai negara yang kaya raya dengan tanpa menjual alkohol dan rokok.


Tantangan bagi kesultanan Brunei pada saat ini adalah bagaimana caranya negara bisa menjamin akan selalu mampu untuk memenuhi tuntutan publik dalam negeri akan keperluan umum dan standar kehidupan yang tinggi. 

Sultan harus berhati-hati dalam menjamin bahwa pendukung pemerintahannya, baik itu kaum elit anggota keluarga raja, atau kelas menengah dengan status sosial yang beranjak naik, untuk terus mendukung pemerintahan yang ia pimpin," tukasnya.


LihatTutupKomentar